You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kab Situbondo
Desa Gunung Malang

Kec. Suboh , Kab. Situbondo , Provinsi Jawa Timur

Selamat datang di Website Resmi Desa Gunung Malang! Kami hadir untuk memberikan informasi terkini mengenai kegiatan desa, layanan masyarakat, dan program pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga. Jangan ragu untuk menghubungi kami jika ada pertanyaan atau membutuhkan bantuan. Terima kasih atas kunjungan Anda!

Sejarah Desa

Administrator 09 December 2024
foto_kegiatan

Keterangan : Sejarah Desa

Asal Usul Desa

 

Di masa silam, daerah Situbondo merupakan daerah penting di pantai utara bagian timur pulau jawa. Sebab dikawasan itu terdapat pelabuhan- pelabuhan penting seperti Panarukan, Kalbut dan Jangkar. Bahkan kota Panarukan pada abad ke -14 merupakan salah satu pangkalan penting bagi kerajaan Majapahit. Di Panarukan sudah berdiri kerajaan Keta (nama itu abadi sebagai Desa Gunung Malang di Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo. Untuk merebut Keta – sebagaimana dituturkan dalam Negarakretagama pupuh XLIX/3 – Majapahit melakukannya dengan kekuatan senjata.

Pada perempat akhir abad 16, menurut catatan sejarah daerah Situbondo tepetnya di sekitar Demung dan Gunung Malang telah dijadikan ajang pertempuran akibat pertarungan antar kepentingan kelompok yang bersengketa dalam upaya merebut kekuasaan Mataram dari Amangkurat I. Dalam pertempuran itu, kekuatan Mataram yang berada di bawah perintah Amangkurat I berhadapan dengan pejuanh Makasar yang secara rahasia berada di bawah perintah Adipati Anom, Putera Mahkota.

Menurut catatan Belanda dalam Daghregister 25 Januari 1674, Demung dekat Panarukan telah dijadikan benteng pertahanan oleh Pasukan Makasar di bawah pimpinan Karaeng Bonto Maranmu. Sejak Oktober 1674, orang – orang Makasar itu ditengarai telah menjadikan Demung sebagai tempat tinggalnya.

Pangeran Adipati Anom – Putera Mahkota Amangkurat I- yang mengincar kedudukan ayahandanya. Rupanya telah menjalin hubungan rahasia dengan pimpinan warga Makassar di Demung yakni Karaeng Bonto Maranmu. Dalam hubungan itu, terjalin pula sedikit hubungan antara orang – orang Makasar dengan Madura. Ini dikarenakan, Pangeran Adipati Anom juga menjalin hubungan rahasia dengan menantu Panembahan Rama yakni Trunojoyo dari Madura. Tetapi hunbungan kedua kelompok itu tidak menjadi akrab dan tidak berlangsung lama pula. Itu disebabkan oleh kepentingan masing – masing terlalu banyak berbeda (Degraaf, 1987).

Dalam catatan sejarah diGunung Malangui bahwa orang – orang Makasar di akhir 1674 dari pangkalannya di Demung telah melakukan penyerangan ke kota – kota di sepanjang pantai utara Jawa Timur. Kota Pelabuhan Gerongan yang merupakan pelabuhan beras, misalnya ; dalam waktu singkat dikuasainya. Mereka bahkan membunuh awak perahu milik warga Batavia Struys. Anehnya, para Pejabat Mataram di kawasan pantai utara tak menunjukkan reaksi melihat daerahnya dilanda kerusuhan.

Menurut De Graaf (1987) Pangeran Adipati Anom rupanya telah memberikan perintah agar para pejabat Jawa tidak mengambil tindakan terhadap orang – orang Makasar yang melakukan penyerangan dan perampasan tu. Kepatuhan para penguasa setempat yakni bupati – bupati di daerah Surabaya dan Gresik atas perintah Pangeran Adipati Anom itu ternyata berakibat fatal. Sebab sunan Amangkurat I kemudian memerintahkan agar para pejabat itu dibunuh.

Sejarah memang mencatat bahwa dalam proses suksesi atas kekuasaan Amangkurat I itu, telah terjadi berbagai macam rekayasa politik yang mengorbankan nyawa rakyat kecil yang terombang – ambing oleh ketidak-pastian angin kekuasaan. Para pejabat daerah setingkat bupati dihadapkan pada pilihan untuk patuh pada dua jalur perintah yang bertolak belakang yakni perintah dari putera mahkota dan perintah sunan. Akibat dari manuver politik yang makin lama makin transparan itu, Pangeran Adipati Anom pada gilirannya dituduh mau merebut kekuasaan selagi ayahandanya masih berkuasa. Karena itu, ia dibenci oleh sunan yang sudah tua itu, dan adiknya Pangeran Singasari ditetapkan sebagai pengganti ayahnya. Pangeran Puger dan Pangeran sampang, memang telah menyatakan dukungan terhadap Pangeran Adipati Anom sebagai pengganti ayahnya, tetapi banyak pangeran lain yang bersumpah akan mendukung keputusan Sunan.

Kekisruhan situasi akibat proses suksesi dewasa itu berlangsung dimana – mana. Kekacauan yang pecah di pedalaman Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah, dikendalikan oleh Trunojoyo yang berpangkalan di Kediri. Sedang kekacauan di pantai utara Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah dikendalikan oleh orang – orang Makasar di bawah Karaeng Bonto Maranmu, Karaeng Galesong, Karaeng Tallo, dan sebagainya.

Menurut Jonge (dalam De Graaf, 1987 ) Sunan Amangkurat I yang marah karena merasa dikhianati putera mahkota itu mengirimkan 100 perahu perang ke Demung dengan membawa pasukan ribuan orang. Pasukan dipimpin Raden Prawirataruna dan Rangga Sidayu. Kekuatan Laut Mataram itu kemudian bergabung dengan armada Belanda pimpinan Jan Franszen. Dan antara 17-24 Mei 1676 terjadi pertempuran antara pasukan Jan Franszen dengan pasukan Makasar di Demung. Sedang pasukan Rangga Sidayu bertempur di Keta. Namun dalam serbuan itu, pihak Mataram mengalami kehancuran dan panglima – panglima perangnya tewas dengan cara mengenaskan.

Rekayasa yang dilakukan oleh Pangeran Adipati Anom untuk merebut kekuasaan ayahandanya itu pada akhirnya memang berhasil sukses. Sebab setelah terjadi kerusuhan- kerusuhan di berbagai daerah yang akhirnya marak ke ibukota Mataram hingga Amangkurat 1 yang rambutnya sudah penuh uban itu mengungsi dan kemudian mati di Wanayasa tepatnya di Tegalwangi sebagaimana ditulis dalam Babad Tanah Jawi, maka Pangeran Adipati Anom diangkat menjadi raja Mataram. Namun dalam catatan Valentijn (dalam De Graaf, 1987) disebutkan bahwa untuk mempercepat matinya Sunan Amangkurat I dalam pengungsian itu, putera mahkota yakni Pangeran Adipati Anom telah memberikan sebutir pil.

Terlepas dari keberhasilan Pangeran Adipati Anom dalam melakukan rekayasa untuk merebut kekuasaan dari ayahnya, yang jelas akibat dari rekayasa itu adalah kehancuran daerah di sekitar Demung dan Gunung Malang akibat perang dan krusuhan. Bahkan tidak terhitung berapa jumlah korban yang harus mati dalam rekayasa itu. Yang jelas, korban itu umumnya adalah rakyat pedesaan dan prajurit – prajurit rendahan.

Berdasar uraian di muka, terdapat suatu petunjuk bahwa masyarakat di kawasan ini ( Desa Gunung Malang ) adalah komunitas yang sangat fanatik terhadap agama yang dianutnya, sekaligus memiliki kecenderungan nativis yakni enggan menerima pengarah dari luar yang tidak sesuai dengan budaya mereka yang heroik yang terbentuk oleh latar sejarah mereka yang penuh diwarnai peperangan dan rekayasa politik.


SEJARAH PEMERINTAHAN DESA

 

Pemerintahan Desa Gunung Malang merupakan satu Pemerintahan yang ada sejak Jaman Kerajaan. Sesuai dengan perkembangan keadaan dan kondisi masyarakat maka wilayah pemerintahan terdiri atas 5 Dusun yaitu, Dusun Takir, Dusun Tanggul Angin, Dusun Kesambi Rampak, Dusun Gunung Malang Utara dan Dusun Gunung Malang Timur.

Secara administratif Pemerintahan Desa Gunung Malang belum ada kejelasan sejak Tahun berapa terbentuk. Secara Historis Pangeran Adi pernah memimpin Pemerintahan yang merupakan utusan Raja Keraton Situbondo. Pada saat itulah penduduk/masyarakat mulai diajak bermusyawarah mengenai tata cara membangun serta mengubah/merubah 5 (Lima) perkampungan menjadi satu desa. Karena masih terkait sejarah maka diberi nama Desa Gunung Malang. Pada kepemimpinannya mulai dibuka jalan utama yang pada saat ini menjadi jalan nasional.

Berdasarkan data yang kami temukan, yang pernah menjabat Kepala Desa Gunung Malang adalah sebagai berikut ;

 

1.   Periode Tidak ditemukan keteranganTentang masa jabatan dijabat oleh P.RAHMAH :

2.   Periode …….. s/d1945 dijabat oleh SADRIO;

3.   Periode 1945 s/d 1948 dijabat oleh BEJO;

4.   Periode 1948 s/d 1973 dijabat oleh JUKI:

5.   Periode 1973 s/d 1981 dijabat oleh KARYO PRAMONO;

6.   Periode 1981 s/d 1991 dijabat oleh SUPARDI ARDHI JOYO;

7.   Periode 1991 84s/d 1999 dijabat oleh SUTAJI R WIJOYO;

8.   Periode 1999 84s/d 2007 dijabat oleh MOH. HASAN;

9.   Periode 2007 s/d 2013 dijabat oleh YUSEF ARISANDY.SE;

10. Periode 2013 s/d 2019 dijabat oleh UNTUNG;

11. Periode 2019 s/d Sekarang dijabat oleh ARYONO.

APB Desa 2024

Pendapatan

Rp. 250.565.000,00

JUMLAH PENDAPATAN

Rp. 1.998.802.000,00

BELANJA

1.029.257.882,43

JUMLAH BELANJA

Rp. 2.020.927.582,43

PEMBIAYAAN

Rp. 22.125.582,43

PEMBIAYAAN NETTO

Rp. 22.125.582,43

Realisasi APB Desa 2024

Pendapatan

Rp. 250.565.000,00

JUMLAH PENDAPATAN

Rp. 2.001.596.715,73

BELANJA

1.029.271.163,13

JUMLAH BELANJA

Rp. 2.011.790.063,13

PEMBIAYAAN

Rp. 22.125.582,43

PEMBIAYAAN NETTO

Rp. 22.125.582,43